Memahami Biologi Genetika Lewat Cerita
Belajar biologi itu sangat mengasyikkan apalagi yang berhubungan dengan genetika—ilmu yang menjelaskan pewarisan sifat. Memahaminya kian mudah dengan membuat konsep cerita layaknya komik.
Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut. Apakah menyambung gen sama seperti menjahit celana denim? Apakah Lamarck dan Wallace itu sahabat dekat Mickey dan Minnie Mouse? Apakah rekombinan itu nama kelompok musik rock n roll? Jika ya, mungkin saja kamu adalah tipe orang yang dapat memahami pelajaran lewat cerita. Oleh karenanya, kamu perlu membuat konsep cerita untuk memahami istilah dasar dalam biologi genetika modern dan klasik. Dengan menyederhanakan penjelasan istilah ke dalam bentuk cerita maka segala sesuatunya menjadi mudah untuk dipahami.
Gen Versus Kromosom
Bagi si penemu Hukum Mendel, Gregor Johann Mendel, gen hanya sekadar gagasan yang disimbolkan dalam huruf-huruf. Huruf itulah yang bisa kamu mainkan untuk menerangkan dan meramalkan cara suatu sifat diwariskan kepada generasi berikutnya. Di waktu silam, gen-gen ibarat hantu yang bisa memengaruhi tetapi tidak menentukan. Namun belakangan, gen-gen ternyata ada dan berwujud. Mereka terdapat di sepanjang kromosom dalam susunan tertentu dan kedua alelnya terletak pada sepasang kromosom homolog. Jadi menurutmu, mana yang lebih kecil—gen atau kromosom?
DNA Ibarat Tangga Spiral
Mari kita buat bersama satu konsep cerita tentang rantai ganda (double helix) DNA. “DNA? Apakah itu suatu lembaga negara?” tanya Mr. X dengan nada lugunya. Lalu, seketika Watson dan Crick (tokoh penemu DNA-red) lewat di hadapan Mr. X dan memecahkan teka-teki rantai ganda tersebut. Ibarat tangga spiral yang terbentang dengan ulir, itulah konsep DNA bermula. Akhirnya Mr. X mengetahui bahwa DNA itu ternyata untaian gula deoksiribosa, gugus fosfat, dan empat macam basa nitrogen. Itulah mengapa dinamakan deoxyribose nucleic acid (DNA).
Belajar Determinasi Seks
Suatu ketika kita pernah mendengar permintaan anak kecil kepada ibunya, “Ma, aku ingin adik perempuan.” Lalu, apa yang ada di benakmu? Bisakah ayah dan ibu menentukan jenis kelamin anak-anaknya? Secara ilmiah, genetika mengulas apa yang menentukan jenis kelamin suatu individu. Tak hanya warna bunga tanaman buncis, tekstur buah tomat, dan kacang polong yang bergelombang saja yang diatur oleh gen tunggal. Namun, muncul pertanyaan yang lebih lanjut—apa yang menyebabkan perempuan berbeda dengan laki-laki? Perbedaan inilah yang sangat nyata, menarik, dan penting bagi manusia. Faktanya, tidak lama setelah kromosom homolog ditemukan, seseorang melihat pengecualian—laki-laki mempunyai sepasang kromosom yang tidak homolog! Perbedaannya pun kian jelas bahwa laki-laki itu memiliki satu kromosm X dan satu kromosom Y sebagai kromosom kelaminnya. Sementara, perempuan hanya memiliki dua kromosom X saja. Sisanya, 22 pasang kromosom tubuh mereka yang lain sama! Itulah pemahaman dasar yang akan kamu temui saat mempelajari determinasi seks.
Jadi, jika kamu menemui kesulitan dalam memahami biologi genetika, cobalah untuk memudahkannya dengan suatu cerita. Siapa tahu kamu jadi tokoh genetika masa depan, kan?