Tes Potensi Skolastik, Menuju SBMPTN 2019
Tes Potensi Skolastik (TPS) menjadi salah satu bagian baru dalam paket soal yang akan diujikan pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 mendatang. Jenis tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa, yang meliputi kemampuan pemahaman dan penalaran. Tingkat kemampuan berpikir siswa ditentukan oleh kapasitas berpikir yang diperoleh dari pengalamannya di dalam maupun luar sekolah. Kemampuan berpikir ini berkembang sejak ia lahir hingga saat ini. Tes inilah yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir siswa, sehingga Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) mengembangkan TPS ke dalam tiga jenis tes, yaitu verbal, kuantitatif, dan penalaran, seperti dimuat dalam platform resmi Puspendik Kemdikbud, puspendik.kemdikbud.go.id.
Tes Kemampuan Verbal
Salah satu tes yang diujikan dalam TPS adalah tes kemampuan verbal. Tes inilah yang menunjukkan indikasi hubungan antara kemampuan verbal seseorang dengan inteligensinya. Makin banyak informasi yang diketahui maka makin tinggi wawasan dan pengetahuannya, sehingga makin tinggi pula tingkat inteligensinya.
Tes kemampuan verbal digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menggunakan logika verbal untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kata atau bahasa. Paket soal yang termasuk dalam kategori ini menguji kemampuan peserta untuk membedakan sinonim, antonim, dan analogi.
Berikut tips utama dalam mengerjakan tipe soal analogi:
- Pahami makna kata dalam soal.
- Carilah kata kunci yang menyatakan hubungan dari dua kata yang tersedia dalam soal.
- Lihat pilihan jawaban dan carilah dua kata yang memiliki pola hubungan yang sama dengan soal dari kata kunci tersebut.
Tes Kuantitatif
Tes kuantitatif dirancang untuk mengukur kemampuan matematika dasar dan pemahaman tentang konsep-konsepnya. Tes ini berhubungan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung yang berkaitan dengan angka, variabel, dan rumus matematika. Tes ini umumnya digunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang terutama dalam kemampuan berhitung, berpikir secara logis, ketelitian, dan keakuratan individu dalam mengerjakan sesuatu.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan matematis sederhana, memahami konsep matematika untuk menyelesaikan masalah seperti pada soal aljabar, aritmatika, geometri, dan deret angka/huruf.
Pada tes jenis numerik, apabila dikerjakan dengan cara matematika biasa akan menghabiskan waktu yang cukup lama. Soal-soal yang diujikan pada jenis tes ini biasanya dikerjakan tanpa perlu menggunakan rumus matematika yang rumit. Jadi, tes ini juga menuntut kreativitas seseorang dalam berhitung dan memecahkan masalah. Nah, ada beberapa tips utama dalam mengerjakan tipe soal ini, yaitu:
- Mulai berhitung kreatif (kemampuan ini sangat penting untuk dikuasai jika ingin menaklukkan soal TPS numerik karena akan sangat menghemat waktu).
- Kuncinya bukan hanya teliti, tetapi juga jeli dalam memahami maksud soal.
- Temukan cara yang paling sederhana dalam menyelesaikan soal yang terlihat rumit. Hal ini harus ditanamkan di pikiran kalian karena soal TPS jenis numerik ini dapat dikerjakan tanpa perlu menggunakan rumus matematika yang rumit. Jadi, temukan cara yang paling sederhana!
Tes Logika Penalaran
Logika penalaran digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis dan mengorganisasi informasi yang relevan saat menyelesaikan masalah. Tes logika penalaran ini umumnya berisi tes logika umum, analisis pernyataan dan penarikan kesimpulan, logika analitis, sebab-akibat, serta tes logika menggunakan diagram.
Soal logika analitis ini biasanya disajikan dalam bentuk bacaan dengan sejumlah pertanyaan. Dalam mengerjakan soal tipe ini ada beberapa tips yang dapat mempermudah dan mempersingkat kalian dalam menemukan jawaban, yaitu:
- Rangkum bacaan ke dalam bentuk tabel/simbol/inisial.
- Tulis hal yang sudah pasti terjadi dan tidak punya kemungkinan lain.
- Jangan menggunakan syarat yang ada di soal lain (bukan di teks utama) untuk menjawab soal di nomor lain.
Tes penarikan kesimpulan bukan untuk menguji kemampuan dalam berbahasa indonesia, tetapi disusun untuk menguji kemampuan dalam mendapatkan fakta-fakta pada suatu pernyataan (premis). Tes ini juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seseorang dalam membaca soal berupa pernyataan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan yang sesuai dengan maksud soal tanpa mengubah maknanya untuk memperoleh jawaban yang tepat. Ada tiga metode penarikan kesimpulan secara umum, yaitu:
- Modus ponens
Prinsipnya: “Jika P terjadi maka Q terjadi, dan ternyata P terjadi. Kesimpulannya: Q terjadi.”
- Modus tolens
Prinsipnya: “Jika P terjadi maka Q terjadi, dan ternyata Q tidak terjadi. Kesimpulannya: P tidak terjadi.”
- Silogisme
Prinsipnya: “ Jika P terjadi maka Q terjadi, dan jika Q terjadi maka R terjadi. Kesimpulannya: Jika P terjadi maka R terjadi.”
Tips untuk mengerjakan jenis-jenis soal di atas adalah jangan pedulikan kenyataan. Contoh: jika premis mengatakan harimau adalah herbivora, tetaplah setuju walaupun dalam kenyataan itu tidak mungkin. Jadi, yang paling harus diingat dalam tipe soal ini adalah jangan biarkan persepsi pribadi memengaruhimu dalam menarik kesimpulan, walaupun hal tersebut bertentangan dengan kenyataan. Tetap saja fokus pada pernyataan yang ada di setiap soal.
Pada tipe soal sebab-akibat ini terdapat dua premis. Siswa diminta untuk memilih hubungan yang sesuai di antara kedua premis tersebut. Tes ini bertujuan untuk melihat apakah seseorang itu mampu mengolah informasi yang diberikan dengan baik. Tipe soal sebab-akibat ini tidak bisa dikerjakan menggunakan sistem logika tertutup karena untuk menentukan hubungan sebab-akibat dari keduanya dibutuhkan “data pendukung” yang berasal dari penelitian yang informasinya berasal dari luar soal.
Ingat, makin sering kalian berlatih dengan konsisten, makin lihai kalian dalam mengerjakan soal-soal TPS ini. Jangan lupakan juga manajemen waktu karena jenis soal-soal ini menuntut untuk berpikir secara cepat dan tepat. Mereka yang cekatan umumnya memiliki skor TPS yang baik. Jadi, doronglah diri kalian untuk lebih cekatan, terampil, dan aktif bergerak. Selamat mengasah kemampuan kalian dalam TPS menuju kesuksesan SBMPTN 2019. “The more you sweat in practice, the less you bleed in battle.”